Breaking

Jumat, 23 Maret 2018

Sejak Trump Jadi Presiden, Teror di AS Semakin Meningkat, Siswi Korban Penembakan Meninggal



Korban tewas akibat kasus penembakan di sekolah di Maryland pada Selasa (20/3/2018) bertambah.

Salah satu siswa dari dua korban luka penembakan tersebut meninggal dunia pada Kamis (22/3/2018).

Korban yang meninggal diketahui bernama Jaelynn Willey, berusia 16 tahun.

Sebelumnya, keluarga korban mengatakan jika peralatan penunjang kehidupan yang dipasang pada tubuh Jaelynn selama dirawat di Rumah Sakit Pusat Universitas Maryland akan dilepas.

Dilansir dari Kompas.com, Jaelynn mengalami luka tembak pada bagian kepala oleh pelaku penembakan, Austin Rollins, pemuda berusia 17 tahun, yang lebih dulu tewas akibat ditembak petugas keamanan sekolah.

Keduanya diketahui pernah menjalin hubungan dekat.
Jaelynn juga disebut sebagai sasaran dalam tragedi penembakan tersebut.

Seorang siswa lain, yakni Desmond Barnes, berusia 14 tahun, juga mengalami luka akibat insiden penembakan.

Sebelumnya, ibu korban, Melissa Willey menyampaikan kondisi putrinya setelah tertembak.

Dikatakannya, korban mengalami kematian otak dan hanya dapat bertahan hidup dengan alat bantu.

Keluarga akhirnya memutuskan untuk melepas alat bantu penunjang kehidupan pada tubuh Jaelynn.

"Sudah tidak ada kehidupan yang tersisa dalam dirinya," kata Melissa, dikutip Associated Press.

Peristiwa penembakan di sekolah ini adalah insiden ke-19 sepanjang tahun ini.
Jaelynn juga disebut sebagai sasaran dalam tragedi penembakan tersebut.

Seorang siswa lain, yakni Desmond Barnes, berusia 14 tahun, juga mengalami luka akibat insiden penembakan.

Sebelumnya, ibu korban, Melissa Willey menyampaikan kondisi putrinya setelah tertembak.

Dikatakannya, korban mengalami kematian otak dan hanya dapat bertahan hidup dengan alat bantu.

Keluarga akhirnya memutuskan untuk melepas alat bantu penunjang kehidupan pada tubuh Jaelynn.

"Sudah tidak ada kehidupan yang tersisa dalam dirinya," kata Melissa, dikutip Associated Press.

Peristiwa penembakan di sekolah ini adalah insiden ke-19 sepanjang tahun ini.

AFP melaporkan angka tersebut menggarisbawahi bagaimana kekerasan dengan senjata biasa terjadi di AS.

Murid SD hingga SMA secara teratur melakukan pelatihan untuk menghadapi situasi penembakan.

Menurut lembaga independen Alltown for Gun Safety, 8 dari 19 insiden penembakan sekolah sepanjang tahun ini, termasuk SD hingga universitas, tidak terdapat korban.

Sementara itu, dua dari angka tersebut merupakan upaya bunuh diri, dan sisanya penembakan yang diarahkan untuk menyerang orang lain.

Murid sekolah dievakuasi dari SMA Marjory Stoneman Douglas High School di Parkland, Florida, pada Rabu (14/2/2018) lalu, setelah seorang penembak melepaskan tembakan ke sekolah dan menewaskan 17 orang. (South Florida Sun-Sentinel via AP)
Serangan di SMA Marjory Stoneman Doughlas di Parkland, Florida, Februari lalu itu menjadi yang terburuk sejauh ini pada 2018. Sebanyak 17 orang tewas dalam insiden tersebut.

Sebelumnya juga, pada 23 Januari 2018, seorang remaja berusia 15 tahun melepaskan tembakan dengan pistol pada hari pertama masuk sekolah, di Kentucky.

Sehari sebelumnya, seorang remaja terluka akibat tembakan yang dilepaskan di kantin sekolah, di Texas.

Pada hari yang sama, seorang remaja berusia 14 tahun menembaki tempat parkir sekolah di New Orleans.

Awal Januari 2018, penembakan sekolah terjadi di Iowa, dan wilayah lain di California.

Penembakan sekolah paling fatal di AS pernah terjadi pada 14 Desember 2012, ketika Adam Lanza (20) menembak mati 20 murid sekolah dan 6 guru di SD Sandy Hook, Newton, Connecticut.

Sejak Januari 2013, setidaknya ada 292 penembakan di sekolah.

"Apakah kita akan mengharapkan penembakan massal sebagai masalah rutin," ucap Senator Florida, Bill Nelson, kepada CNN.

Studi dari Biro Investigasi Federal (FBI) tentang insiden penembakan pada 2000-2013 menemukan adanya peningkatan frekuensi kejadian tersebut setiap tahunnya.

Sekitar 70 persen kasus yang diteliti, penembakan terjadi dalam waktu lima menit atau kurang, sehingga membuat respons polisi menjadi kurang efektif.

Dalam 24 persen kasus, penembakan tersebut terjadi di lingkungan pendidikan.

Pelaku penembakan di sekolah biasanya adalah murid. FBI mengakui peristiwa semacam itu kerap berakhir mematikan.(*)

1 komentar:

AGEN BOLA